"Mengenal Desa Burai!"

Desa Burai berada di Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dulu dikenal sebagai desa yang sepi dan tidak tersentuh pembangunan. Kini sudah berkembang dengan tetap mempertahankan potensi alamnya. Potensi keindahan Sungai Kelekar benar-benar dikelola menjadi wisata bahari yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat untuk memajukan perekonomian desa. Ekowisata Desa Burai menawarkan wisata susur sungai dengan perahu. Para wisatawan juga bisa menikmati suasana Kampung Warna- Warni Burai dan alam yang indah. Selain dari wisata yang cantik dari Desa Ekowisata Desa Burai juga memiliki potensi produk yang tak kalah cantiknya. dengan Songket asli buatan mak-mak Burai kemudian Purun Mak Burai serta Kemplang Mak Burai yang selalu di cari-cari manjadi daya tambah orang-orang untuk mengunjungi desa ini.

...
Erik Asrillah Amd.Kep

Kepala Desa Burai

Visi

TERWUJUDNYA KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA BURAI YANG SEHAT, ADIL DAN SEJAHTERA

Misi

Meningkatakan kualitas kehidupan beragama dalam mewujudkan masyarakat Desa Burai yang Beriman dan Bertaqwa.Meningkatkan Kualitas Kesehatan yang baik di Desa BuraiMeningkatkan ekonomi KerakyatanMeningkatkan Pelayanan aparatur desa bagi pemenuhan pelayanan publik.Meningkatkan pembangunan infrastruktur yang Proporsional, Berkualitas dan berkelanjutan.

Struktur Organisasi Desa Burai

Sejarah Desa Burai

Awal nama desa burai di ambil dari (Bumi Raja Islam) yang mana pada saat zaman dahulu pusat pemerintahan kerajaan sriwijaya berada dipalembang dan di burai adalah tempat ibadah serta tempat pendidikan anak-anak raja pada saat itu. Saat itu tahun 1113 M terjadi banjir bandang yang mengakibatkan untuk menepi ke daerah ogan untuk mencari tempat yang strategis untuk mendirikan sebuah kerajaan. Tetapi setelah dari itu para pendahulu bersepakat untuk membuat sebuah daerah tempat ibdah dan pendidikan karena ingin hidup dengan damai. Pada tahun 1413 M, dipercayai bahwasanya didirikan oleh Puyang Aulia Ulumuddin yang pada saat itu menjadi orang pertama yang menduduki desa burai untuk kepentingan ibadah dan pendidikan untuk anak-anak para raja yang ingin mendapatkan pendidikan islam.

Adat Budaya Desa Burai

1. Adat Pernikahan Desa BuraiPernikahan selalu menjadi sesuatu acara yang cukup sakral mengingat acara ini di lakukan untuk melepas masa remaja ke jenjang yang lebih serius dalam berumah tangga. Desa burai mempunyai hal unik untuk melakukan pernikahan dengan adat dan budaya yang digunakan menandakan bahwasanya desa burai masih mengingat yang selalu di lakukan oleh pendahulu mereka.Adat pernikahan ini dilakukan sangat jauh sekali masanya jika di tarik kembali pada zaman itu semua orang menikah dengan adat istiadat islam yang kuat karena Desa Burai terkenal dengan Desa Burai Darussalam. Berikut Adat  Budaya Pernikahan Desa Burai :Pengantin Laki-laki datang membawa Nasi Kunyit Panggang Ayam kemudian Suap-Suapan satu sama lain/kedua belah pihak (orang tua dari LK  Pr)Mandi ke Sungai buang sialPotong rambut buang sialKetika pada saat acara penganyi Laki-laki di arak keliling kampung menggunakan Joli hingga sampai ke Rumah pengantin Perempuan/tempat Acara PernikahanSetelah Acara pernikahan selesai seluruh pakaian/barang pengantin Laki-laki di hantarkan ke tempat pengantin perempuanBesok harinya giliran dari pihak pengantin peeempuan yang menghantarkan lauk pauk/makanan ke rumah mertua/pengantin laki-laki2. MarhabahMarhabah adalah tradisi yang diwariskan oleh pendahulu kita, seperti kita ketahui bahwasanya anak laki-laki dan anak perempuan yang baru dilahirkan atau pertama kali melihat dunia sudah diwajibkan untuk di aqiqah menurut agama islam. Hal ini menjadikan landasan bagi kita umat islam untuk melakukan marhabah bagi anak yang baru lahir.Menariknya, desa burai mempunya adat istiadat marhabah ini, salah satunya adalah setelah usia si bayi mencapai 3 hari boleh di marhabah kemudian di mandikan ke sungai untuk membuang sial kemudian ada juga Budayanya bahwasanya si anak/bayi di berikan hikayat atau syair-syair cerita lampau/masa lalu tentang desa burai setelah usianya 40 hari dari hari kelahirannya yang di sebut juga BEKAYAT dalam bahasa indonesia cerita di masa lalu.3. Arisan desa burai4. Memasak bubur putih setiap 1 suro

Adat Budaya Desa Burai

1. Adat Pernikahan Desa BuraiPernikahan selalu menjadi sesuatu acara yang cukup sakral mengingat acara ini di lakukan untuk melepas masa remaja ke jenjang yang lebih serius dalam berumah tangga. Desa burai mempunyai hal unik untuk melakukan pernikahan dengan adat dan budaya yang digunakan menandakan bahwasanya desa burai masih mengingat yang selalu di lakukan oleh pendahulu mereka.Adat pernikahan ini dilakukan sangat jauh sekali masanya jika di tarik kembali pada zaman itu semua orang menikah dengan adat istiadat islam yang kuat karena Desa Burai terkenal dengan Desa Burai Darussalam. Berikut Adat  Budaya Pernikahan Desa Burai :Pengantin Laki-laki datang membawa Nasi Kunyit Panggang Ayam kemudian Suap-Suapan satu sama lain/kedua belah pihak (orang tua dari LK  Pr)Mandi ke Sungai buang sialPotong rambut buang sialKetika pada saat acara penganyi Laki-laki di arak keliling kampung menggunakan Joli hingga sampai ke Rumah pengantin Perempuan/tempat Acara PernikahanSetelah Acara pernikahan selesai seluruh pakaian/barang pengantin Laki-laki di hantarkan ke tempat pengantin perempuanBesok harinya giliran dari pihak pengantin peeempuan yang menghantarkan lauk pauk/makanan ke rumah mertua/pengantin laki-laki2. MarhabahMarhabah adalah tradisi yang diwariskan oleh pendahulu kita, seperti kita ketahui bahwasanya anak laki-laki dan anak perempuan yang baru dilahirkan atau pertama kali melihat dunia sudah diwajibkan untuk di aqiqah menurut agama islam. Hal ini menjadikan landasan bagi kita umat islam untuk melakukan marhabah bagi anak yang baru lahir.Menariknya, desa burai mempunya adat istiadat marhabah ini, salah satunya adalah setelah usia si bayi mencapai 3 hari boleh di marhabah kemudian di mandikan ke sungai untuk membuang sial kemudian ada juga Budayanya bahwasanya si anak/bayi di berikan hikayat atau syair-syair cerita lampau/masa lalu tentang desa burai setelah usianya 40 hari dari hari kelahirannya yang di sebut juga BEKAYAT dalam bahasa indonesia cerita di masa lalu.3. Arisan desa burai4. Memasak bubur putih setiap 1 suro

Data Pendidikan Desa Burai

...
Yayasan Nurul Ula

Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir

...
SDN 02 Tanjung Batu

Desa Burai Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir